Senin, 28 April 2014

Sedikit Mengenal Pulser Pengapian Honda Tiger

Pengenalan dasar pengapian mesin Tiger GL200 standar pengapian tiger ada di 10 derajat sebelum TMA pada saat langsam (yaitu sekitar 1400 RPM) kemudian naik secara linear perlahan sampai maksimal ada di 32 derajat sebelum TMA pada 5000 RPM. Pulser bertugas mengirimkan sinyal pengapian ke CDI berdasarkan bacaan dari tonjolan magnet. Pulser pengapian ada di dalam tutup bak mesin sebelah kiri bersamaan dengan magnet alias flywheel alias roda gilanya. Setelah tutup bak mesin dibuka, bakal kelihatan tanda-tanda pengapian dan tonjolan pulser alias reluctor nempel di magnet sementara pulser alias pulse generator-nya sendiri nempel di tutup kiri. Ada tiga tanda pengapian: T, F dan dua buah garis paralel vertikal yang untuk sekarang ini akan gw sebut sebagai garis PL. Kemudian bisa dilihat juga ada Tanda Penyesuaian yang di sini gw sebut sebagai alignment mark. Tanda Penyesuaian ini selalu sejajar dengan tanda yang sama yang ada pada bagian luar tutup bak mesin sebelah kiri. Kalau Tanda Penyesuaiannya disejajarkan dengan tanda T di magnet, piston berada pada posisi TMA. Dengan memakai timing light, Tanda F harus sejajar dengan Tanda Penyesuaian saat mesin sedang langsam. Hal ini berarti mesin sedang memercik busi pada 10 derajat sebelum TMA (artinya selisih antara tanda T dan F adalah 10 derajat rotasi kruk as). Kemudian garis PL harus sejajar dengan Tanda Penyesuaian pada 5000 RPM sebagai tanda bahwa pengapian ada pada 32 derajat sebelum TMA (artinya selisih antara Tanda T dan garis PL adalah 32 derajat rotasi kruk as). Setelah dilakukan beberapa pengukuran hasilnya sbb: - diameter magnet = 110mmmse - jarak tanda T ke F = 9.5mm - jarak tanda F ke PL = 22mm - panjang tonjolan pulser = 22mm Sebelumnya udah disebutin bahwa selisih antara tanda T dan F adalah 10 derajat rotasi kruk as sedangkan jarak kedua tanda tersebut sendiri adalah 9.5mm. Berarti 1 derajat rotasi kruk as bernilai 9.5/10 = 0.95mm alias hampir satu mm. Sekarang kita akan buktikan kebenarannya dengan menghitung berdasarkan diameter magnet: Jarak keliling magnet alias circumference bisa dihitung dengan rumus pi * d. K = pi * d = 3.14 * 110mm = 345.57mm. Berhubung satu rotasi penuh kruk as adalah 360 derajat, maka satu derajat rotasi bernilai 345.57/360 = 0.95mm. Cocok! Perlu bukti lagi? Selisih antara tanda F ke PL bernilai 22 derajat rotasi kruk as (karena F = 10 derajat sblm TMA dan PL = 32 derajat sebelum TMA. 32-10 = 22 derajat). Sedangkan jarak F-PL = 22mm. Berarti 1 derajat rotasi kruk as bernilai 22/22 = 1mm ~ 0.95mm. Cocok juga! Perhatikan bahwa gw cuma pakai penggaris untuk pengukurannya jadi tidak terlalu akurat. Ternyata bukan cuma kebetulan kalau jarak F-PL sama persis dengan panjang tonjolan pulser yaitu sama-sama 22mm. Kalau gw sejajarkan tanda F dengan Tanda Penyesuaian, pulser berada persis pada ujung paling belakang tonjolan (kalau orang bule nyebutnya trailing edge). Sedangkan kalo tanda PL yang gw sejajarkan dengan Tanda Penyesuaian, pulser berada pada ujung paling depan (leading edge). Ini berarti timing pengapian saat langsam ditentukan oleh posisi trailing edge sedangkan timing pengapian maksimum saat 5000 RPM ditentukan oleh posisi leading edge. Dari diagram di atas, pulser gw gambar sebagai ilustrasi aja karena pulsernya sendiri nempel di tutup bak mesin kiri. Jangan lupa arah rotasi kruk as kalau dilihat dari kiri mesin adalah berlawanan dengan jarum jam. Kalau sudah tahu begitu prinsipnya, kita bisa ngembangin sendiri sesuai kebutuhan kita. Misalnya kita mau timing pengapian maksimum dimajukan lagi ke 35 derajat alias bertambah 3 derajat dari standarnya, berarti tinggal menambah panjang tonjolan leading edgenya sebanyak 0.95 x 3 = 2.85mm, boleh dibulatkan ke 3mm. Atau kita mau timing saat idlenya jadi 12 derajat? Gampang, tinggal gerinda alias kurangin bagian trailing edge sebanyak 2x0.95 = 1.9mm, boleh dibulatkan ke 2mm. Sebenernya gimana caranya CDI bisa tahu pulser sedang membaca leading atau trailing edge? Secara sinyal, apa bedanya antara leading edge dengan trailing edge? Pulser pada dasarnya adalah sebuah Variable Reluctance Sensor (VRS atau VR sensor) yang mengeluarkan gelombang sinus kalau ada gangguan pada fluks elektromagnetnya. Dalam kasus pulser pengapian motor, gangguan fluks ditimbulkan oleh tonjolan magnet. Untuk pulser Tiger, kebetulan kabel outputnya akan mengeluarkan sinus positif pada saat leading edge (transisi dari permukaan magnet rendah ke tinggi) dan mengeluarkan sinus negatif pada saat trailing edge (transisi tinggi ke rendah). Ini gw buktikan dengan menempelkan dan melepaskan ujung obeng secara cepat ke pulsernya dan membaca tegangan keluarannya dengan multimeter. Gw bilang kebetulan karena ada motor lain yang bekerja dengan prinsip kebalikannya. Bedanya cuma pemilihan kabel pulser mana yang dihubungkan ke massa. Perlu dicatat bahwa pulser tidak peduli berapa panjang permukaannya karena selama tidak ada transisi tinggi ke rendah atau rendah ke tinggi, output pulser adalah nol (0) volt. Bingung? Ini ilustrasinya.. Jadi dari sini sudah terlihat bahwa CDI bisa membedakan antara sinus positif dan negatif. Sinus positif menentukan timing advance maksimumnya (32 derajat sebelum TMA) dan sinus negatif menentukan timing advance minimum (10 derajat sebelum TMA). Secara elektronik di dalam rangkaian CDI, tugas membaca sinus positif dan negatif diemban oleh dua buah transistor. Yang satu membaca sinus positif dan satunya sinus negatif. Lebih jelasnya bisa dilihat di diagram CDI AC di bawah. Rangkaian di bawah ini belum tentu sama dengan CDI AC Tiger tapi secara prinsip tidak akan beda jauh. lamat selamat berexperiment

Senin, 21 April 2014

Sekilas Tentang Bearing

Sekilas Pengetahuan Tentang Bearing

Bearing merupakan komponen utama penggerak poros yang
berputar. Bearing ( Bantalan ) banyak jenis macamnya,
mulai dari bantalan bola ( ball bearing), bantalan jarum
(needle bearing), bantalan gesek dan lain sebagainya.

Nah kali ini saya akan membahas sedikit tentang
pengkodean bearing utamanya pada ball bearing yang
mungkin lebih sering kita jumpai pada kendaraan kita
sehari-hari baik itu kendaraan roda dua atau roda empat .
(Untuk pemakaian industri atau mesin khusus akan di
bahas lagi dalam artikel tersendiri di blog saya).
Coba saya beri contoh mengenai pengkodean bearing
( biasanya kode bearing terbaca di lingkaran bearing )
sebagai berikut :
Kode bearing (bantalan) = 6203ZZ
kode bearing di atas terdiri dari beberapa komponen yang
dapat dibagi-bagi antara lain:
6 = Kode pertama melambangkan Tipe /jenis bearing
2 = Kode kedua melambangkan seri bearing
03 =Kode ketiga dan keempat melambangkan diameter
bore (lubang dalam bearing)
zz = Kode yang terakhir melambangkan jenis bahan
penutup bearing
a. Kode Pertama ( Jenis Bearing )
jadi dalam Kode bearing (bantalan) = 6203ZZ seperti
contoh di atas, kode pertama adalah angka 6 yang
menyatakan bahwa tipe bearing tersebut adalah Single-
Row Deep Groove Ball Bearing ( bantalan peluru beralur
satu larik).
Perlu diingat bahwa kode di atas untuk menyatakan
pengkodean bearing dalam satuan metric jika anda
mendapatkan kode bearing seperti ini = R8-2RS, maka
kode pertama ( R) yang menandakan bahwa bearing
tersebut merupakan bearing  berkode satuan inchi.
b. Kode kedua ( Seri bearing)
Kalau kode pertama adalah angka maka bearing tersebut
adalah bearing metric seperti contoh di atas (6203ZZ ),
maka kode kedua menyatakan seri bearing untuk
menyatakan ketahanan dari bearing tersebut. Seri
penomoran adalah mulai dari ketahan paling ringan sampai
paling berat
8 = Extra thin section
9 = Very thin section
0 = Extra light
1 = Extra light thrust
2 = Light
3 = Medium
4 = Heavy
Kalau Kode pertama adalah Huruf, maka bearing tersebut
adalah bearing Inchi seperti contoh (R8-2RS ) maka kode
kedua ( angka 8 ) menyatakan besar diameter dalam
bearing di bagi 1/16 inchi atau = 8/16 Inchi.
c. Kode ketiga dan keempat ( diameter dalam (bore)
bearing)
Untuk kode 0 sampai dengan 3, maka diameter bore
bearing adalah sebagai berikut :
00 = diameter dalam 10mm
01= diameter dalam 12mm
02= diameter dalam 15mm
03= diameter dalam 17mm
selain kode nomor 0 sampai 3, misalnya 4, 5 dan
seterusnya maka diameter bore bearing dikalikan dengan
angka 5 misal 04 maka diameter bore bearing = 20 mm
d. Kode yang terakhir (jenis bahan penutup bearing)
Ok, jadi kita sudah sampai pada pengkodean terakhir.
pengkodean ini menyatakan tipe jenis penutup bearing
ataupun bahan bearing. seperti berikut :
1. Z Single shielded ( bearing ditutuipi plat tunggal)
2. ZZ Double shielded ( bearing ditutupi plat ganda )
3. RS Single sealed ( bearing ditutupi seal karet)
4. 2RS Double sealed (bearing ditutupi seal karet ganda )
5. V Single non-contact seal
6. VV Double non-contact seal
7. DDU Double contact seals
8. NR Snap ring and groove
9. M Brass cage
maka bearing 6203ZZ menyatakan bearing dengan tipe
ditutupi plat ganda.
Contoh lain : 6308-2Z
Kode 6 adalah infomasi bearing tipe Single-Row Deep
Groove Ball Bearing ( bantalan peluru beralur satu larik).
Kode 3 adalah bearing untuk pemakaian beban menengah
(medium)
Kode 08 adalah kode bore bearing 08 di kalikan angka 5 =
40mm
Kode 2Z atau ZZ adalah bearing tersebut di tutupi oleh plat
ganda / masing-masing sisi ada plat penutupnya.


Posted via Blogaway

Dasar pengenalan ring piston

Tiap ring punya fungsi beda Mesin 2-tak dan 4-tak punya perbedaan di banyaknya ring piston yang diaplikasi. Jika di engine 2 langkah tersedia dua ring, sedang di mesin 4-tak terdapat 3 ring. Tidak salah jika biasa disebut ring 1, 2 dan 3.
Ada juga yang hanya dua ring. Tapi itu "spesial order" untuk kebutuhan balap.
Setiap ring, fungsinya berbeda.

Ring 1 alias ring paling atas berfungsi menahan tekanan kompresi. Kompresi yang tercipta akibat proses pembakaran di ruang bakar. Dalam hal ini, ring alias cincin kompresi tidak boleh aus. Jika aus, kompresi bocor.

Lanjut ke ring 2. Sebenarnya ring ini juga berfungsi sebagai ring kompresi. “Lebih tepatnya, berfungsi sebagai sil kompresi. Yaitu, untuk menjaga dan menahan dari
kebocoran, Tulisan atau tanda selalu menghadap keatas Selain itu, ring kedua juga bertugas untuk menyapu pelumas di liner. Jadi, tidak ada pelumas yang diperbolehkan naik ke atas dan melebihi ring 1, ring kedua juga punya desain yang tidak jauh beda dengan ring pertama. Maka itu, terkadang membedakannya cukup sulit. Kalau baru, bisa dilihat dari tulisan atau tanda tertentu. Misalnya, R1 atau top, Tapi dari warna juga bisa sedikit dibedakan. Biasanya, bagian dalam ring 1 agak mengkilap. Sedang ring 2, sedikit abu-abu. Ketika pemasangan, tulisan atau tanda selalu menghadap keatas. Atau khusus ring 1, bagian tirus menghadap ke atas.

Terakhir, ring 3. Ini yang bedakan engine 2–tak dan 4-tak. Biasa disebut juga ring oli atau ring cacing. Ring ini punyai ulir, jadi memungkinkan sebagai tempat penyimpanan dan pembawa pelumas bagi piston dan linner.

Ukuran gap ring ketika terpasang 0,1 sampai 0,25 mm (kiri). Posisi celah atau gap ring piston menentukan performa mesin (kanan). Pasang ring di piston mesin 4-tak pada prinsip untuk semua merek motor sama. Terutama dalam hal menempatkan posisi celah antara ring 1, 2 dan ring oli. Baik itu di motor pabrikan Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki atau merek lain yang namanya tidak disebutkan satu per satu. Saat ditelusuri ke semua pabrikan, hampir rata-rata memasang susunan ring dengan celah atau gap jaraknya sekitar 120 derajat. Meskipun hampir sama, jika diliti lebih jauh tenyata posisi celahnya terkadang memiliki perbedaan jarak dan posisi pasang di piston. Konon perbedaan tersebut dipengaruhi oleh desain piston pada masing-masing karakter mesin itu sendiri. Artinya pemilik atau mekanik mesti waspada ketika ingin meracik komponen vital ini. Untuk lebih jelasnya, berikut paparan dan perbedaan posisi celah ring piston di tiap motor. Posisi ring bisa beda, sesuai karakter piston dari pabrikan Ring Piston Kawasaki Celah ring piston ketika dipasang pada piston di mesin Kawasaki, prinsipnya sama seperti di motor 4-tak merek lain. Celah ring pertama ditempatkan di tengah piston mengarah lubang klep inlet. Sedangkan ring kedua harus memiliki jarak 120 derajat dari ring 1, posisinya terpasang sebelum bagian tengah piston mengarah ke lubang exhaust pada ruang bakar. posisi ring oli yang bentuknya bergelombang mesti dipasang sejajar dengan ring 1. Namun spacer atau penyekat ring oli, keduanya bisa dipasang lebih dekat atau berjarak 30~40 derajat dekat bagian piston yang mengarah ke lubang exhaust. Tapi ingat. Posisi celah ring piston bisa saja berbeda. Tergantung tipe piston yang dipakai. Apakah hi speed atau tidak Posisi spacer ring oli berjarak 120 derajat Ring Piston Suzuki Untuk Ring Piston Suzuki Sama Saja dengan pemasangan ring piston secara universal Seperti sudah dibilang diawal, celah ring piston di mesin 4-tak prinsipnya hampir sama. Yang membedakan posisi gap tersebut sesuai desain atau karakter mesin yang diusung. Celah ring piston pertama di bagian tengah piston arah ke klep in. Lalu celah ring kedua 120 derajat dari ring 1 sebelum bagian tengah piston arah ke lubang exhaust. Sementara posisi ring oli sejajar ring 1. “Adapun 2 spacer yang terpasang diantara ring oli, posisinya dipasang di bawah ring ke-2 dan 120 derajat ke arah kanan piston yang menghadap ke lubang exhaust. Jadi, semuanya hampir sama. Intinya bisa membendung kebocoran kompresi. Sehingga tidak ngempos dengan patokannya 120 derajat Ring Piston Honda Untuk Motor pabrikan Honda pemasangan ring piston di Honda sama dengan pabrikan lainnya. Jarak antar celah ring satu dengan ring seher lainnya 120 derajat. Jarak antar celah ring piston 120 derajat akan berubah karena putaran mesin yang tinggi. Bisa terjadi waktu penggunaan motor mencapai 15.000 km. Celah ring dengan ring yang lainnya sudah mendekati sejajar. Faktanya, salah satu ring pasti akan bergeser dan celahnya ke arah lubang buang. Tapi, kompresi enggak bakal bocor karena posisi celah ring yang lain tidak di lubang buang. Saling menutupi. Intinya dengan dipasang dengan jarak 120 derajat atau 45 derajat jarak celah ring oli dari lubang buang Ring Piston Yamaha Pemasangan ring piston yang diterapkan Yamaha tetap membagi tiga posisi celah ring. Supaya enggak sejajar celah ring lainnya. Hitungannya tetap di posisi topnya piston dengan masing-masing ring 120 derajat. Diambil derajatnya tinggi supaya enggak cepat terjadi bocor kompresi. Bocor kompresi muncul kalau celah ring yang satu dengan yang lainnya sejajar. Selain jarak antar ring, celah ring oli atas bawah sebisa mungkin minimal 45 derajat dari lubang buang. Logikanya simpel. Tekanan ring ke dinding silinder paling besar ke arah lubang buang. Jarak 45 derajat untuk ring oli supaya celahnya jangan cepat bergeser dan mengarah ke lubang buang. Ini pun bisa bocor kompresi Rekomendasi Pabrikan Piston Pasang ring piston memang yang paling benar mengikuti buku manual yang dikeluarkan ATPM. Pada intinya hampir sama untuk setiap mesin 4-tak. Jarak antar gap ring piston membentuk sudut 120 derajat. Maksudnya dibuat menyilang supaya kompresi tidak bocor. Dan yang perlu diketahui masing-masing ring punya tugas. Ring 1 paling atas untuk menahan kompresi. Ring kedua sebagai sealer, menyapu oli dan menahan kompresi.Sedang ring ketiga sebagai penghalau oli. yang lebih penting justru ukuran gap ringnya ketika dimasukkan ke lubang liner, besarnya gap ring antara 0,1 sampai 0,25 mm. Kalau ukuran gap ring lebih besar dari itu, ring piston harus ganti. Menandakan sudah terkikis atau salah ukuran. Karena kunci power mesin letaknya di gap ring ini. Katanya akan percuma ring piston yang dipasang benar tapi gap ring sudah menganga. Tenaga mesin akan ngempos.

Sabtu, 19 April 2014

Mengenal Mesin Motor

- Mesin 2 Tak


Mesin dua tak adalah  mesin pembakaran dalam  yang dalam satu siklus pembakaran terjadi dua langkah piston, berbeda dengan  putaran empat-tak  yang mempunyai empat langkah piston dalam satu siklus pembakaran, meskipun keempat proses (intake, kompresi, tenaga, pembuangan) juga terjadi. Mesin dua tak juga telah digunakan dalam  mesin diesel , terutama rancangan  piston berlawanan , kendaraan kecepatan rendah seperti mesin kapal besar, dan mesin  V8  untuk truk dan kendaraan berat lainnya.
Animasi cara kerja mesin dua tak.

Prinsip kerja
Untuk memahami prinsip kerja, perlu dimengerti istilah baku yang berlaku dalam teknik otomotif :
· TMA (titik mati atas) atau TDC (top dead centre), posisi piston berada pada titik paling atas dalam silinder mesin atau piston berada pada titik paling jauh dari poros engkol (crankshaft).
· TMB (titik mati bawah) atau BDC (bottom dead centre), posisi piston berada pada titik paling bawah dalam silinder mesin atau piston berada pada titik paling dekat dengan poros engkol (crankshaft).
· Ruang bilas yaitu ruangan dibawah piston dimana terdapat poros engkol (crankshaft), sering disebut dengan bak engkol (crankcase) berfungsi gas hasil campuran udara, bahan bakar dan pelumas bisa tercampur lebih merata.
· Pembilasan (scavenging) yaitu proses pengeluaran gas hasil pembakaran dan proses pemasukan gas untuk pembakaran dalam ruang bakar.
Langkah kesatu
Piston bergerak dari TMA ke TMB.
1. Pada saat piston bergerak dari TMA ke TMB, maka akan menekan ruang bilas yang berada di bawah piston. Semakin jauh piston meninggalkan TMA menuju TMB, tekanan di ruang bilas semakin meningkat.
2. Pada titik tertentu, piston (ring piston) akan melewati lubang pembuangan gas dan lubang pemasukan gas. Posisi masing-masing lubang tergantung dari desain perancang. Umumnya ring piston akan melewati lubang pembuangan terlebih dahulu.
3. Pada saat ring piston melewati lubang pembuangan, gas di dalam ruang bakar keluar melalui lubang pembuangan.
4. Pada saat ring piston melewati lubang pemasukan, gas yang tertekan dalam ruang bilas akan terpompa masuk dalam ruang bakar sekaligus mendorong gas yang ada dalam ruang bakar keluar melalui lubang pembuangan.
5. Piston terus menekan ruang bilas sampai titik TMB, sekaligus memompa gas dalam ruang bilas masuk ke dalam ruang bakar
Langkah kedua
Piston bergerak dari TMB ke TMA.
1. Pada saat piston bergerak TMB ke TMA, maka akan menghisap gas hasil percampuran udara, bahan bakar dan pelumas masuk ke dalam ruang bilas. Percampuran ini dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi.
2. Saat melewati lubang pemasukan dan lubang pembuangan, piston akan mengkompresi gas yang terjebak dalam ruang bakar.
3. Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar sampai TMA.
4. Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA, busi menyala untuk membakar gas dalam ruang bakar. Waktu nyala busi sebelum piston sampai TMA dengan tujuan agar puncak tekanan dalam ruang bakar akibat pembakaran terjadi saat piston mulai bergerak dari TMA ke TMB karena proses pembakaran sendiri memerlukan waktu dari mulai nyala busi sampai gas terbakar dengan sempurna.

Kelebihan mesin dua tak
Dibandingkan mesin empat tak, kelebihan mesin dua tak adalah :
1. Mesin dua tak lebih bertenaga dibandingkan mesin empat tak.
2. Mesin dua tak lebih kecil dan ringan dibandingkan mesin empat tak.
o Kombinasi kedua kelebihan di atas menjadikan rasio berat terhadap tenaga (power to weight ratio) mesin dua lebih baik dibandingkan mesin empat tak.
3. Mesin dua tak lebih murah biaya produksinya karena konstruksinya yang sederhana.
Meskipun memiliki kelebihan tersebut di atas, jarang digunakan dalam aplikasi kendaraan terutama mobil karena memiliki kekurangan.
Kekurangan mesin dua tak
Kekurangan mesin dua tak dibandingkan mesin empat tak
1. Efisiensi mesin dua tak lebih rendah dibandingkan mesin empat tak.
2. Mesin dua tak memerlukan oli yang dicampur dengan bahan bakar (oli samping/two stroke oil) untuk pelumasan silinder mesin.
o Kedua hal di atas mengakibatkan biaya operasional mesin dua tak lebih tinggi dibandingkan mesin empat tak.
3. Mesin dua tak menghasilkan polusi udara lebih banyak, polusi terjadi dari pembakaran oli samping dan gas dari ruang bilas yang terlolos masuk langsung ke lubang pembuangan.
4. Pelumasan mesin dua tak tidak sebaik mesin empat tak, mengakibatkan usia suku cadang dalam komponen ruang bakar relatif lebih rendah.

MOTOR 4 TAK
Four stroke engine adalah sebuah mesin dimana untuk menghasilkan sebuah tenaga memerlukan empat proses langkah naik-turun piston, dua kali rotasi kruk as, dan satu putaran noken as (camshaft).
Empat proses tersebut terbagi dalam siklus :
Langkah hisap : Bertujuan untuk memasukkan kabut udara – bahan bakar ke dalam silinder.  Sebagaimana tenaga mesin diproduksi tergantung dari jumlah bahan-bakar yang terbakar selama proses pembakaran.
Prosesnya adalah ;
1. Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB).
2. Klep inlet terbuka, bahan bakar masuk ke silinder
3. Kruk As berputar 180 derajat
4. Noken As berputar 90 derajat
5. Tekanan negatif piston menghisap kabut udara-bahan bakar masuk ke silinder
—————————————————————————————————————————————–
LANGKAH KOMPRESI
Langkah Kompresi
Dimulai saat klep inlet menutup dan piston terdorong ke arah ruang bakar akibat momentum dari kruk as dan flywheel. Tujuan dari langkah kompresi adalah untuk meningkatkan temperatur sehingga campuran udara-bahan bakar dapat bersenyawa. Rasio kompresi ini juga nantinya berhubungan erat dengan produksi tenaga. Prosesnya sebagai berikut :
1. Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA
2. Klep In menutup, Klep Ex tetap tertutup
3. Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran (combustion chamber)
4. Sekitar 15 derajat sebelum TMA , busi mulai menyalakan bunga api dan memulai proses pembakaran
5. Kruk as mencapai satu rotasi penuh (360 derajat)
6. Noken as mencapai 180 derajat
—————————————————————————————————————————————– LANGKAH TENAGA
Langkah Tenaga
Dimulai ketika campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh busi. Dengan cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang mendorong piston turun ke silinder bore. Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh kruk as. Enersi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel yang bukan hanya menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk as membantu piston melakukan siklus berikutnya.
Prosesnya sebagai berikut :
1. Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar
2. Piston terlempar dari TMA menuju TMB
3. Klep inlet menutup penuh, sedangkan menjelang akhir langkah usaha klep buang mulai sedikit terbuka.
4. Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi kruk as
5. Putaran Kruk As mencapai 540 derajat
6. Putaran Noken As 270 derajat
—————————————————————————————————————————————–
LANGKAH BUANG
Exhaust stroke
Langkah buang menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja mesin yang lembut dan efisien. Piston bergerak mendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder menuju pipa knalpot. Proses ini harus dilakukan dengan total, dikarenakan sedikit saja terdapat gas sisa pembakaran yang tercampur bersama pemasukkan gas baru akan mereduksi potensial tenaga yang dihasilkan.
Prosesnya adalah :
1. Counter balance weight pada kruk as memberikan gaya normal untuk menggerakkan piston dari TMB ke TMA
2. Klep Ex terbuka Sempurna, Klep Inlet menutup penuh
3. Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port exhaust menuju knalpot
4. Kruk as melakukan 2 rotasi penuh (720 derajat)
5. Noken as menyelesaikan 1 rotasi penuh (360 derajat)
—————————————————————————————————————————————– FINISHING PENTING — OVERLAPING Overlap adalah sebuah kondisi dimana kedua klep intake dan out berada dalam possisi sedikit terbuka pada akhir langkah buang hingga awal langkah hisap.
Berfungsi untuk efisiensi kinerja dalam mesin pembakaran dalam. Adanya hambatan dari kinerja mekanis klep dan inersia udara di dalam manifold, maka sangat diperlukan untuk mulai membuka klep masuk sebelum piston mencapai TMA di akhir langkah buang untuk mempersiapkan langkah hisap. Dengan tujuan untuk menyisihkan semua gas sisa pembakaran, klep buang tetap terbuka hingga setelah TMA. Derajat overlaping sangat tergantung dari desain mesin dan seberapa cepat mesin ini ingin bekerja.
manfaat dari proses overlaping :
1. Sebagai pembilasan ruang bakar, piston, silinder dari sisa-sisa pembakaran
2. Pendinginan suhu di ruang bakar
3. Membantu exhasut scavanging (pelepasan gas buang)
4. memaksimalkan proses pemasukkan bahan-bakar
  Kelebihan dan kekurangan Motor 4 Tak



1.       Keuntungan
· a.    Karena proses pemasukan, kompresi, kerja, dan buang prosesnya berdiri sendiri-sendiri sehingga lebih presisi, efisien dan stabil, jarak putaran dari rendah ke tinggi lebih lebar (500- 10000 rpm).
· b.  Kerugian langkah karena tekanan balik lebih kecil dibanding mesin dua langkah sehingga pemakaian bahan bakar lebih hemat.
· c.       Putaran rendah lebih baik dan panas mesin lebih dapat didinginkan oleh sirkulasi oli
· d.    Langkah pemasukan dan buang lebih panjang sehingga efisiensi pemasukan dan tekanan efektif rata-rata lebih baik
· e.      Panas mesin lebih rendah dibanding mesin dua langkah
· f.        Tidak memakai oli samping

      2.       Kerugian
· a.       Komponen dan mekanisme gerak katup lebih kompleks, sehingga perawatan lebih sulit
· b.      Suara mekanis lebih gaduh
· c.       Langkah kerja terjadi dengan 2 putaran poros engkol, sehingga keseimbangan putar tidak stabil, perlu jumlah silinder lebih dari satu dan sebagai peredam getaran.

Perbedaan desain dengan mesin empat tak
· Pada mesin dua tak, dalam satu kali putaran poros engkol (crankshaft) terjadi satu kali proses pembakaran sedangkan pada mesin empat tak, sekali proses pembakaran terjadi dalam dua kali putaran poros engkol.
· Pada mesin empat tak, memerlukan mekanisme katup (valve mechanism) dalam bekerja dengan fungsi membuka dan menutup lubang pemasukan dan lubang pembuangan, sedangkan pada mesin dua tak, piston dan ring piston berfungsi untuk menbuka dan menutup lubang pemasukan dan lubang pembuangan. Pada awalnya mesin dua tak tidak dilengkapi dengan katup, dalam perkembangannya katup satu arah (one way valve) dipasang antara ruang bilas dengan karburator dengan tujuan :
1. Agar gas yang sudah masuk dalam ruang bilas tidak kembali ke karburator.
2. Menjaga tekanan dalam ruang bilas saat piston mengkompresi ruang bilas.
· Lubang pemasukan dan lubang pembuangan pada mesin dua tak terdapat pada dinding silinder, sedangkan pada mesin empat tak terdapat pada kepala silinder (cylinder head). Ini adalah alasan paling utama mesin 4 tak tidak menggunakan oli samping.