Pengenalan dasar pengapian mesin Tiger GL200
standar pengapian tiger ada di 10 derajat sebelum TMA pada saat langsam (yaitu sekitar 1400 RPM) kemudian naik secara linear perlahan sampai maksimal ada di 32 derajat sebelum TMA pada 5000 RPM. Pulser bertugas mengirimkan sinyal pengapian ke CDI berdasarkan bacaan dari tonjolan magnet.
Pulser pengapian ada di dalam tutup bak mesin sebelah kiri bersamaan dengan magnet alias flywheel alias roda gilanya. Setelah tutup bak mesin dibuka, bakal kelihatan tanda-tanda pengapian dan tonjolan pulser alias reluctor nempel di magnet sementara pulser alias pulse generator-nya sendiri nempel di tutup kiri.
Ada tiga tanda pengapian: T, F dan dua buah garis paralel vertikal yang untuk sekarang ini akan gw sebut sebagai garis PL. Kemudian bisa dilihat juga ada Tanda Penyesuaian yang di sini gw sebut sebagai alignment mark. Tanda Penyesuaian ini selalu sejajar dengan tanda yang sama yang ada pada bagian luar tutup bak mesin sebelah kiri.

Kalau Tanda Penyesuaiannya disejajarkan dengan tanda T di magnet, piston berada pada posisi TMA. Dengan memakai timing light, Tanda F harus sejajar dengan Tanda Penyesuaian saat mesin sedang langsam. Hal ini berarti mesin sedang memercik busi pada 10 derajat sebelum TMA (artinya selisih antara tanda T dan F adalah 10 derajat rotasi kruk as). Kemudian garis PL harus sejajar dengan Tanda Penyesuaian pada 5000 RPM sebagai tanda bahwa pengapian ada pada 32 derajat sebelum TMA (artinya selisih antara Tanda T dan garis PL adalah 32 derajat rotasi kruk as).
Setelah dilakukan beberapa pengukuran hasilnya sbb:
- diameter magnet = 110mmmse
- jarak tanda T ke F = 9.5mm
- jarak tanda F ke PL = 22mm
- panjang tonjolan pulser = 22mm

Sebelumnya udah disebutin bahwa selisih antara tanda T dan F adalah 10 derajat rotasi kruk as sedangkan jarak kedua tanda tersebut sendiri adalah 9.5mm. Berarti 1 derajat rotasi kruk as bernilai 9.5/10 = 0.95mm alias hampir satu mm. Sekarang kita akan buktikan kebenarannya dengan menghitung berdasarkan diameter magnet:
Jarak keliling magnet alias circumference bisa dihitung dengan rumus pi * d.
K = pi * d = 3.14 * 110mm = 345.57mm.
Berhubung satu rotasi penuh kruk as adalah 360 derajat, maka satu derajat rotasi bernilai 345.57/360 = 0.95mm. Cocok!
Perlu bukti lagi? Selisih antara tanda F ke PL bernilai 22 derajat rotasi kruk as (karena F = 10 derajat sblm TMA dan PL = 32 derajat sebelum TMA. 32-10 = 22 derajat). Sedangkan jarak F-PL = 22mm. Berarti 1 derajat rotasi kruk as bernilai 22/22 = 1mm ~ 0.95mm. Cocok juga! Perhatikan bahwa gw cuma pakai penggaris untuk pengukurannya jadi tidak terlalu akurat.
Ternyata bukan cuma kebetulan kalau jarak F-PL sama persis dengan panjang tonjolan pulser yaitu sama-sama 22mm. Kalau gw sejajarkan tanda F dengan Tanda Penyesuaian, pulser berada persis pada ujung paling belakang tonjolan (kalau orang bule nyebutnya trailing edge). Sedangkan kalo tanda PL yang gw sejajarkan dengan Tanda Penyesuaian, pulser berada pada ujung paling depan (leading edge).

Ini berarti timing pengapian saat langsam ditentukan oleh posisi trailing edge sedangkan timing pengapian maksimum saat 5000 RPM ditentukan oleh posisi leading edge. Dari diagram di atas, pulser gw gambar sebagai ilustrasi aja karena pulsernya sendiri nempel di tutup bak mesin kiri. Jangan lupa arah rotasi kruk as kalau dilihat dari kiri mesin adalah berlawanan dengan jarum jam.
Kalau sudah tahu begitu prinsipnya, kita bisa ngembangin sendiri sesuai kebutuhan kita. Misalnya kita mau timing pengapian maksimum dimajukan lagi ke 35 derajat alias bertambah 3 derajat dari standarnya, berarti tinggal menambah panjang tonjolan leading edgenya sebanyak 0.95 x 3 = 2.85mm, boleh dibulatkan ke 3mm. Atau kita mau timing saat idlenya jadi 12 derajat? Gampang, tinggal gerinda alias kurangin bagian trailing edge sebanyak 2x0.95 = 1.9mm, boleh dibulatkan ke 2mm.
Sebenernya gimana caranya CDI bisa tahu pulser sedang membaca leading atau trailing edge? Secara sinyal, apa bedanya antara leading edge dengan trailing edge? Pulser pada dasarnya adalah sebuah Variable Reluctance Sensor (VRS atau VR sensor) yang mengeluarkan gelombang sinus kalau ada gangguan pada fluks elektromagnetnya. Dalam kasus pulser pengapian motor, gangguan fluks ditimbulkan oleh tonjolan magnet. Untuk pulser Tiger, kebetulan kabel outputnya akan mengeluarkan sinus positif pada saat leading edge (transisi dari permukaan magnet rendah ke tinggi) dan mengeluarkan sinus negatif pada saat trailing edge (transisi tinggi ke rendah). Ini gw buktikan dengan menempelkan dan melepaskan ujung obeng secara cepat ke pulsernya dan membaca tegangan keluarannya dengan multimeter. Gw bilang kebetulan karena ada motor lain yang bekerja dengan prinsip kebalikannya. Bedanya cuma pemilihan kabel pulser mana yang dihubungkan ke massa. Perlu dicatat bahwa pulser tidak peduli berapa panjang permukaannya karena selama tidak ada transisi tinggi ke rendah atau rendah ke tinggi, output pulser adalah nol (0) volt. Bingung? Ini ilustrasinya..

Jadi dari sini sudah terlihat bahwa CDI bisa membedakan antara sinus positif dan negatif. Sinus positif menentukan timing advance maksimumnya (32 derajat sebelum TMA) dan sinus negatif menentukan timing advance minimum (10 derajat sebelum TMA).
Secara elektronik di dalam rangkaian CDI, tugas membaca sinus positif dan negatif diemban oleh dua buah transistor. Yang satu membaca sinus positif dan satunya sinus negatif. Lebih jelasnya bisa dilihat di diagram CDI AC di bawah. Rangkaian di bawah ini belum tentu sama dengan CDI AC Tiger tapi secara prinsip tidak akan beda jauh.

lamat
selamat berexperiment
tulisan nya menarik. ijin copy tulisan utk publlikasi di blog saya. salam 200cc
BalasHapuscopas dari tiger efi
BalasHapusBro kasi tau panjang tonjolan magnet gl 100 ama prima/star dong
BalasHapusreques mas,tolong bahas pengapian, durasi noken as gl pro series, gl pro neotek
BalasHapusMantap bro penjelasannya sangat gamblang.
BalasHapusIzin ngupi broo... Postingannya.
BalasHapusKalo jalan motor endut2tan apanya ya, itu kalau lampunyala,
BalasHapustapi kalau lampu di matiin lancar lagi, mohon bimbingannya gan, motor GL, besik tiger
Pengapian Tiger masuk ke cb 100 ??
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKalau moror injeksi bisa gak di maju mundurkan timing pengapiannya..?
BalasHapusTerimakasih
Magnet tiger revo sama gak dengan mega pro..
BalasHapusmakasih om
BalasHapusSangat baik cara penjelasannya.mudah di pahami
BalasHapusIjin copas mase
BalasHapusLuar biasa pemahaman Pengapian ny,,!! Kagum saya,,
BalasHapusSangat bermanfaat untuk Saya yang krja d otomotif,, mainin pengapian,, terimakasih bnnnnnnyyykkkk,,,
Siipp
BalasHapusMaaf numpang nanyak kak, saya awam masalah mesin.
BalasHapusApakah bisa magnet tiger di taruk ke megapro.??
Takut gak bisa soale setau saya tiger pengapian AC dan megapro pengapian DCđđđ
Sangat manfaat banget pnjelasan'x
BalasHapusSangat manfaat banget pnjelasan'x
BalasHapusSangat manfaat banget pnjelasan'x
BalasHapusđđđđś
BalasHapussangat bermanfaat artikelnya, jadi lebaih paham dengan konsep dan mekanisme CDI.
BalasHapusMas kenapa pake cdi bina part meletus CDI nya, padahal saya gak salah jalur koprok nya, apa masalah nya ya mas, tolong di bantu mas, solusi nya gimana?
BalasHapusMas mau nya magnet tiger sama magnet megapro apakah PNP mas.. Apa harus ganti satu set ama pengapian nya
BalasHapus